7 Alasan Mengapa Mie Instan Buruk bagi Kesehatan

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

mie-instan-doktersehat
Photo Credit: Flickr.com/Elsie Hui

DokterSehat.Com– Tak hanya pengganjal rasa lapar, mie instan bahkan sering dijadikan makanan pokok bagi sebagian orang. Hal ini disebabkan oleh rasanya yang nikmat dan bisa membuat perut kenyang. Sayangnya, pakar kesehatan menyebut mie instan bisa memberikan dampak kurang baik bagi kesehatan. Sebenarnya, apa sajakah alasan yang membuat mie instan termasuk dalam makanan yang tidak sehat?

Berbagai alasan yang membuat mie instan kurang baik bagi kesehatan

Dibalik rasanya yang enak dan mudah untuk diolah, pakar kesehatan menyebut mie instan bisa memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan jika terlalu sering dikonsumsi.

Berikut adalah alasan-alasan tersebut.

  1. Sulit dicerna oleh tubuh

Pakar kesehatan menyebut mie instan sebagai salah satu makanan yang paling sulit untuk dicerna oleh perut kita. Proses pengolahannya bisa berlangsung sangat lama sehingga membuat perut akan merasakan sensasi tidak nyaman. Selain itu, jika kita sering mengonsumsinya dalam jangka panjang, maka akan menyebabkan tubuh sering terpapar bahan kimia berbahaya berupa hidrokasinol serta t-butil hidrokuardon.

Bahan kimia ini tergolong dalam bahan pengawet yang bisa menyebabkan datangnya gangguan pencernaan dan diare. Bahkan, hal ini bisa saja memicu kekacauan produksi insulin dan kadar gula darah.

  1. Bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung

Sebuah penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam Journal of Nutrition membuktikan bahwa orang-orang yang memiliki hobi mengonsumsi mie instan ternyata memiliki risiko lebih besar untuk mengalami masalah sindrom metabolik. Masalahnya adalah hal ini bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke yang berpotensi memicu kematian dini.

  1. Memiliki kandungan garam yang sangat tinggi

Tanpa disadari, salah satu hal yang membuat mie instan memiliki rasa yang sangat nikmat adalah keberadaan kandungan garam yang cukup tinggi. Padahal, berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Hypertension pada 2014 lalu, dihasilkan fakta bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam bisa meningkatkan risiko terkena masalah tekanan darah tinggi.

Selain itu, kebiasaan mengonsumsi garam dalam jumlah banyak juga telah terbukti mampu memicu peningkatan risiko terkena kematian dini akibat masalah pada jantung, pembuluh darah, dan ginjal.

  1. Bisa meningkatkan risiko obesitas

Satu porsi mie instan memang tidak bisa membuat perut merasa kenyang dan puas, namun jika kita terbiasa mengonsumsinya, kita akan lebih mudah mengalami masalah obesitas. Hal ini disebabkan oleh tubuh yang lebih cepat kembali merasa lapar dan akhirnya membuat kita ingin makan atau ngemil lagi.

Jika kita menuruti keinginan untuk makan lagi ini, maka akan membuat asupan kalori menjadi berlebihan. Dampaknya tentu akan memicu peningkatan berat badan.

  1. Bisa membahayakan hati

Kandungan bahan kimia yang ada di dalam mie instan ternyata bisa memicu kerusakan pada hati. Jika hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan akan memicu datangnya penyakit hati hingga menurunkan fungsinya untuk menetralisir racun di dalam tubuh.

  1. Bisa meningkatkan risiko terkena batu ginjal

Keberadaan garam dalam jumlah yang sangat tinggi tak hanya akan membuat tekanan darah naik. Hal ini akan membuat risiko terkena batu ginjal akan meningkat. Tak hanya memicu sensasi nyeri saat buang air kecil, masalah kesehatan ini bisa menurunkan fungsi ginjal dengan signifikan.

  1. Bisa merusak otak

Bahan kimia yang ada di dalam mie instan ternyata bisa menyebabkan dampak buruk bagi otak, khususnya berupa kerusakan sel-sel dan jaringan di dalamnya. Hal ini bisa saja membuat fungsi kognitif, daya ingat, dan berbagai fungsi otak lainnya mengalami penurunan.

Melihat fakta ini, sebaiknya memang kita membatasi konsumsi mie instan demi menjaga kesehatan tubuh.

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.